Ushul Al-Tarbiyah: Tanya Jawab Seputar Pendidikan

Beberapa pertanyaan berikut jawabannya mengenai pendidikan. Simak dan tetaplah bersama situs web kami!

TANYA JAWAB

Yogi Triswandani

3/31/20249 min baca

1a. Jelaskan pengertian Pendidikan menurut para ahli dan menurut anda sendiri!

Aristoteles; pendidikan merupakan langkah awal untuk menyiapkan peserta didik yang berkualitas melalui proses pembelajaran serta perkembangan fisik dan mental yang matang.

Plato; pendidikan adalah sesuatu yang dapat membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang dapat memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan.

Ki Hajar Dewantara; pendidikan merupakan salah satu usaha pokok untuk memberikan nilai-nilai kebatinan yang ada dalam hidup rakyat yang berkebudayaan kepada tiap-tiap turunan baru (penyerahan kultur), tidak hanya berupa “pemeliharaan” akan tetapi juga dengan maksud “memajukan” serta “memperkembangkan” kebudayaan, menuju ke arah keseluruhan hidup kemanusiaan.

H. Horne; pendidikan adalah proses yang dilakukan terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

Ahmad D. Marimba; pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Referensi: (https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/pendidikan-menurut-para-ahli/. Diakses Sabtu, 30-03-2024, Jam 21.15 WIB).

Menurut saya pribadi; pendidikan merupakan suatu metode pemanfaatan potensi pendengaran dan atau penglihatan serta hati nurani, untuk merubah sifat asal manusia yang tidak berilmu menjadi manusia berilmu guna memantaskan diri supaya sesuai dengan yang dikehendaki oleh Sang Maha Pencipta. (merujuk dari QS. An-Nahl, 16: 78)

1b. Jelaskan pengertian dan bedakan antara Ta'dib, Ta'lim, Tarbiyah, dan Tadris?

Ta’ dib berarti pengenalan dan pengakuan pemahaman ilmu yang secara bertahap ditanamkan kepada manusia dalam pendidikan yang lebih mengarah pada proses pembelajaran, pengetahuan, dan pengasuhan.

Ta’lim artinya pengajaran, yaitu proses memberitahukan sesuatu kepada seseorang yang belum tahu yang secara umum hanya terbatas pada pengajaran (proses transfer ilmu pengetahuan) dan pendidikan kognitif semata-mata.

Tarbiyah yaitu proses mengasuh, membina, mengembangkan, memelihara, serta menjadi kematangan bagi suatu objek yang mengacu pada pengembangan potensi yang dianugerahkan pada manusia.

Tadris artinya pengajaran, adalah upaya menyiapkan murid agar dapat membaca, mempelajari, dan mengkaji sendiri sehingga mereka mengetahui, mengingat, memahami, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan mencari ridho Allah.

Referensi: Formulir jawaban tugas kuliah yang dikutip dari (https://www.liputan6.com/hot/read/5216945/tarbiyah-adalah-pendidikan-ketahui-bedanyadengan-taklim-takdib-dan-tadris?page=6. Diakses Sabtu, 09-03-2024, Jam 07.35 WIB).

2a. Jelaskan Tujuan, Manfaat dan Faktor-faktor Pendidikan!

Tujuan Pendidikan, termuat dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 yang berbunyi “Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Manfaat Pendidikan, yang paling utama adalah memberikan informasi dan pemahaman secara lebih luas. Selain itu, pendidikan juga bermanfaat untuk; menciptakan generasi penerus Bangsa yang unggul, cerdas, dan mempunyai nilai moral serta integritas yang tinggi; sebagai wadah untuk memperdalam suatu Ilmu Pengatahuan; jalan untuk mendapatkan pekerjaan yang diharapkan; membentuk pola pikir yang ilmiah; dan membantu seseorang memahami apa saja hal-hal yang baik dan benar.

Fator-faktor Pendidikan, terdiri dari faktor tujuan, faktor pendidik, faktor anak didik, faktor alat pendidikan, faktor isi atau materi pendidikan, faktor lingkungan, dan faktor metode pendidikan.

1. Faktor Tujuan. Secara singkat dikatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Berbudi pekerti luhur.

c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan.

d. Sehat jasmani dan rohani.

e. Kepribadian yang mantap dan mandiri.

f. Bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa.

2. Faktor Pendidik. Dalam hal ini kita dapat membedakan pendidik itu dalam dua kategori, yaitu:

a. Pendidik menurut kodrati, yaitu orang tua.

b. Pendidik menurut jabatan, yaitu guru.

3. Faktor Anak Didik, adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedang dalam arti sempit anak didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.

4. Faktor Alat dan Media, adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan yang tertentu/yang diinginkan. Dalam pengertian yang luas, alat meliputi juga faktor-faktor yang lain, seperti tujuan, pendidik, anak didik, dan lingkungan pendidik bilamana faktor-faktor tersebut digunakan dan direncanakan dalam perbuatan atau tindakan mendidik.

5. Faktor Isi atau Materi Pendidikan, ialah segala sesuatu oleh pendidik yang akan langsung disampaikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

6. Faktor Lingkungan, adalah yang meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, dan perkembangan manusia.

7. Faktor Metode, ialah cara yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan suatu pendidikan kepada anak didiknya, maka seorang pendidik harus mengetahui metode apa yang cocok untuk di ajarkan agar anak didik tidak cepat bosan.

Referensi: Formulir jawaban tugas kuliah yang dikutip dari rangkuman materi “Tujuan, Manfaat dan Faktor-faktor Pendidikan”.

2b. Pendidikan itu diarahkan menuju kepada kedewasan. Apa yang dimaksud kedewasaan Jasmani dan Rohani, serta berusia berapa tahun anak mulai dapat didik?

Kedewasaan dapat diartikan kematangan dalam berpikir, bersikap, bertindak dalam mengambil suatu keputusan dengan bijaksana. Kedewasaan seseorang dapat dipengaruhi oleh usia, pendidikan, dan pengalaman hidup.

Referensi: (https://kumparan.com/beritabojonegoro/kedewasaan/3. Diakses Sabtu, 30-03-2024, Jam 22.00 WIB).

Jasmani adalah segala hal yang berkaitan dengan tubuh fisik manusia. Tubuh fisik ini meliputi organ-organ dalam, sistem saraf, otot, tulang, dan semua komponen yang terkait dengan fungsi tubuh manusia. Jasmani juga mencakup aspek kesehatan dan kebugaran fisik seseorang.

Rohani mengacu pada segala hal yang berkaitan dengan jiwa dan kehidupan spiritual manusia. Ini melibatkan nilai-nilai moral, kepercayaan, keyakinan, dan hubungan dengan Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi. Aspek rohani juga mencakup emosi, pikiran, dan kehidupan batin seseorang.

Referensi: (https://geograf.id/jelaskan/pengertian-jasmani-dan-rohani/#google_vignette. Diakses Minggu, 31-03-2024, Jam 15.00 WIB).

Jadi, kedewasaan Jasmani dan Rohani berarti kematangan hidup manusia baik dari segi aspek tubuh fisiknya maupun segala hal yang berkaitan dengan jiwa dan kehidupan spiritualnya, dalam berpikir, bersikap, bertindak, dan dalam mengambil suatu keputusan dengan bijaksana.

Berusia berapa tahun anak mulai dapat didik? Menurut saya pribadi, orang tua sudah dapat mengaplikasikan pendidikan terhadap anaknya semenjak anak masih berada dalam kandungan ibunya. Namun jika berbicara bahwa pendidikan anak dimaksud itu adalah bersekolah, maka idealnya adalah sejenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pada dasarnya PAUD bisa dilakukan oleh para orang tua di rumah. Berdasarkan peraturan kementerian tahun 2018, PAUD bisa dilakukan pada anak sejak baru lahir sampai usia 6 tahun.

3. Manusia sebagai makhluk Allah yang memiliki tugas utama. Coba anda jelaskan!

a. Peran dan tugas Manusia sebagai Hamba Allah

Peran dan tugas manusia sebagai hamba Allah tiada lain adalah beribadah kepada Allah dengan cara melaksanakan setiap perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya (merujuk QS. Al-Baqarah, 2: 21).

b. Peran dan tugas Manusia sebagai Kholifah di Muka bumi

Peran dan tugas manusia sebagai Kholifah di muka bumi ialah mengelola dan memakmurkan bumi dengan berbagai amal saleh, menjaga kelestarian alam dengan tidak berbuat kerusakan, membentuk ketertiban dan perdamaian, serta menegakkan kekuasaan dan meninggikan kalimah Allah di muka bumi (merujuk QS. An-Nuur, 24:55).

4a. Jelaskan Pengertian Akal, Penginderaan, Intuisi, dan Wahyu!

Akal adalah daya berpikir yang terdapat dalam jiwa manusia, daya untuk memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya. Akal bisa dikatakan sebagai rasio.

Penginderaan dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti proses, cara, perbuatan mengindra. Aliran Filsafat beranggapan bahwa pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dengan cara observasi/penginderaan. Penginderaan berkaitan dengan panca Indera.

Intuisi dapat diartikan sebagai pengetahuan atau pemahaman terhadap sesuatu yang didapat langsung tanpa menggunakan rasio dan panca indera dan terkadang bersifat bawaan. Sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia merupakan daya atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; gerak hati.

Wahyu secara syara’ adalah sumber pengetahuan yang diberikan Allah kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Wahyu bukan saja mengajarkan tentang pengetahuan yang bersifat indrawi dan terbatas pada pengalaman, tetapi juga menembus batas waktu dan tempat dalam masalah-masalah yang transedental seperti hari kemudian, latar belakang penciptaan manusia, dan rahasia kehidupan setelah mati.

Referensi: e-jurnal, Almufida Vol. I No. 1 Juli-Desember 2016. Epistemologi Question: Hubungan Antara Akal, Penginderaan, Intuisi Dan Wahyu dalam Bangunan Keilmuan Islam. Henni Syafriana Nasution, Dosen STAIS Hikmatul Fadhillah Medan.

4b. Jelaskan Fungsi dan Kedudukan Akal dan Wahyu!

Akal memiliki kedudukan dan fungsi yaitu sebagai berikut:

1. Akal sebagai alat yang strategis untuk mengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung dalam Alquran dan Sunnah Rosul, dimana keduanya adalah sumber utama ajaran Islam.

2. Akal merupakan potensi dan modal yang melekat pada diri manusia untuk mengetahui maksud-maksud yang tercakup dalam pengertian Alquran dan Sunnah Rosul.

3. Akal juga berfungsi sebagai alat yang dapat menangkap pesan dan semangat Alquran dan Sunnah yang dijadikan acuan dalam mengatasi dan memecahkan persoalan umat manusia dalam bentuk ijtihad.

4. Akal juga berfungsi untuk menjabarkan pesan-pesan Alquran dan Sunnah dalam kaitannya dengan fungsi manusia sebagai khalifah Allah, untuk mengelola dan memakmurkan bumi seisinya.

Wahyu merupakan sumber ajaran Islam yang mengarahkan manusia menfungsikan akalnya untuk memikirkan kejadian dan kebenaran alam yang ada di sekelilingnya.Fungsi akal bagi manusia menduduki tempat yang sangat penting, baik dalam berfilsafat, maupun dalam memahami wahyu Allah.

Referensi: e-jurnal, Almufida Vol. I No. 1 Juli-Desember 2016. Epistemologi Question: Hubungan Antara Akal, Penginderaan, Intuisi Dan Wahyu dalam Bangunan Keilmuan Islam. Henni Syafriana Nasution, Dosen STAIS Hikmatul Fadhillah Medan.

4c. Bagaimana peran akal dalam memahami wahyu dan spiritual!

Dalam hal ini, Ibn Bajjah mengemukakan peran akal sebagai berikut: Jika manusia dapat memfungsikan akalnya dengan teratur dan baik, maka ia tidak hanya mengenal hal-hal maknawi yang paling abstrak sedikit pun, misalnya perkara-perkara metafisis yang ilahia. Al-Razy menjunjung tinggi fungsi akal dalam mencari hakekat kebenarannya. Beliau berkeyakinan bahwa akal manusia kuat untuk mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk dan untuk takut kepada Tuhan serta untuk mengatur hidup manusia di dunia ini. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa peran akal bagi manusia menduduki tempat yang sangat penting, baik dalam spiritual, maupun dalam memahami wahyu Allah.

Referensi: e-jurnal, Almufida Vol. I No. 1 Juli-Desember 2016. Epistemologi Question: Hubungan Antara Akal, Penginderaan, Intuisi Dan Wahyu dalam Bangunan Keilmuan Islam. Henni Syafriana Nasution, Dosen STAIS Hikmatul Fadhillah Medan.

4d. Jelaskan hati sebagai pusat spiritual!

Menurut Frager atau seperti yang diungkapkan Ruzbihan Baqli dalam Masyrab al-Arwah; sebagai pusat spiritual, hati yang asli adalah realitas yang diberkati suci dan halus. Realitas yang halus ini adalah tempat dimana terlihat cahaya yang tak terlihat dan bersumber dari ketentuan ilahi. Bentuk hati bersifat jasmaniyah, namun realitas hati bersifat surgawi, ruhaniyah berkaitan dengan “dominion” (alam malaikat), bercahaya dan ilahiyah. Dalam psikolog Sufi hati memuat kecerdasan dan kearifan yang lebih dalam. Hati adalah tempat ma’rifat, dan merupakan kecerdasan yang lebih dalam dan lebih dasar dari pada kecerdasan abstrak kepada (otak).

Referensi: (https://www.itb-ad.ac.id/2023/01/11/peran-hati-terhadap-religiusitas-individu-menurut-perspektif-psikologi/. Diakses Minggu, 31-03-2024, Jam 20.40 WIB).

5a. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum dan Lembaga Pendidikan?

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

Lembaga pendidikan adalah tempat orang-orang berhak memperoleh pendidikan dalam rentang usia tertentu, termasuk prasekolah, PAUD, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Lembaga ini menyediakan bermacam-macam variasi lingkungan belajar dan ruang belajar.

Referensi: (https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum. Diakses Minggu, 31-03-2024, Jam 20.55 WIB).

5b. Bagaimana pengaruh politik terhadap Sistem Pendidikan Nasional?

Kaitan antara pendidikan dan politik sangat erat bahkan selalu berhubungan sehingga dengan keadaan tersebut dapat diketahui bahwa politik negara sangat berperan menentukan arah perkembangan pendidikan di suatu negara. Politik adalah kebijakan, siapa yang menguasai politik atau siapa yang menjadi pemimpin dialah yang kemudian menentukan arah pendidikan. Ketika sebuah rezim berkuasa selalu berusaha mencitrakan ataupun kerja keras yang serius untuk mempunyai nilai plus bagi rakyatnya. Dengan harapan akan terpilih kembali pada periode berikutnya. Itu sebuah kewajaran dari perjuangan politik. Pendidikan dalam konteks ini dapat dijadikan nilai plus yang dapat diterima secara massif di seluruh pelosok negeri, langsung menyentuh hajat hidup orang banyak dan hasilnya bisa dilihat di kemudian hari, atau dengan kata lain, tidak sekedar memberi tampilan yang baik tetapi dunia pendidikan adalah investasi besar untuk jangka panjang dan menengah.

Politik dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia juga berpengaruh pada anggaran pendidikan, sumberdaya pendidikan seperti gaji guru, sarana prasarana penunjang kegiatan belajar, dan pelatihan.

Referensi: e-jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2019. “Politik dan Sistem Pendidikan Nasional: Pengaruh Politik Terhadap Implementasi Kurikulum di Indonesia”. Noer Fadilah Wening Dwi Hastuti, Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana.

5c. Bagaimana pengaruh politik terhadap Kurikulum Pendidikan di Indonesia?

Politik berpengaruh terhadap perubahan kurikulum. Berdasarkan kronologis historis kurikulum pendidikan nasional telah terjadi perubahan kurikulum dari tahun 1947 hingga tahun 2013. Perubahan kurikulum tersebut ternyata terjadi saat ada perubahan kondisi perpolitikan di Indonesia. Perubahan politik ternyata diikuti dengan adanya perubahan kebijakan-kebijakan kurikulum dalam sistem pendidikan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh politik dengan sistem pendidikan nasional yang teridentifikasi dengan adanya perubahan kurikulum di Indonesia.

Proses perkembangan kurikulum yang sifatnya senantiasa berubah, turut dipengaruhi oleh faktor-faktor sekitar yang merangsang reaksi manusia yang terlibat dalam kepentingannya. Hasrat terhadap perubahan kurikulum itu menggambarkan keperluan pendidikan yang menjadi wadah penerus kemajuan bangsa dan negara itu sendiri.

Perubahan kurikulum yang disebabkan faktor politik banyak menimbulkan masalah-masalah baru. Namun, para pengambil kebijakan di bidang pendidikan tetap bersikap kurang peduli dan tidak mau mengambil keputusan apapun untuk menjadikan dunia pendidikan bersih dari praktik-praktik bisnis politik.

Referensi: e-jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2019. “Politik dan Sistem Pendidikan Nasional: Pengaruh Politik Terhadap Implementasi Kurikulum di Indonesia”. Noer Fadilah Wening Dwi Hastuti, Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana.

5d. Bagaimana Pengaruh Politik terhadap Lembaga Pendidikan

Pendidikan politik dan politik pendidikan seharusnya tidak saling bermusuhan akan tetapi dapat saling berintegrasi dan berinterkoneksi. Harapan ini diharapkan dapat diwujudkan oleh lembaga pendidikan yang bernama sekolah. Akan tetapi jika sekolah masih diposisikan sebagai alat politik, maka pendidikan politik bagi generasi muda di negeri ini akan mengalami penurununan kualitas dan bahkan mungkin lebih parah lagi. Kebebasan memilih pendidikan yang berkualitas tanpa dibebani biaya yang mahal adalah salah satu harapan di samping peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan itu sendiri. Pendidikan yang berkualitas harus tersebar di seluruh penjuru agar mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat.

Referensi: (https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/98077985952799240. Diakses Minggu, 31-03-2024, Jam 22.00 WIB).

Jawaban di atas bukan hasil kecerdasan buatan, melainkan murni hasil pencarian manual dari berbagai sumber tertera atau di platform digital. Benar atau tidaknya, diluar tanggungjawab penulis. Saran kami, jadikan artikel ini sebagai referensi saja. Jangan sepenuhnya menyalin tanpa dipelajari terlebih dahulu. Lakukan beberapa perubahan di dalamnya seperti; perbaikan kekeliruan pada huruf, periksa kembali konten dan perbaiki apabila ada yang tidak sesuai dengan kaidahnya, sempurnakan konten pada karya Anda dengan menggabung beberapa sumber lain yang terkait.

Semoga bermanfaat dan menjadi berkah.