Ushul Al-Tarbiyah: Rangkuman Materi Tujuan, Manfaat, dan Faktor-faktor Pendidikan
Artikel rangkuman dari materi-materi ushul al-tarbiyah. Simak dan tetaplah bersama situs web kami!
KULIAH
Yogi Triswandani
3/9/20246 min baca
TUJUAN, MANFAAT, DAN FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan ini termuat dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 yang berbunyi, sebagai berikut:
“Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang Pendidikanbermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Berikut ini adalah tujuan pendidikan dari peraturan yang pernah disahkan oleh pemerintahan Indonesia dari tahun ke tahun:
1. Tujuan Pendidikan Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950
a. Pasal 3
Berdasarkan Bab III Pasal 3 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950, tujuan pendidikan negara Indonesia adalah membentuk manusia susila yang cakap serta menjadikannya warga negara yang bersikap demokratis dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air Indonesia.
b. Pasal 4
Berdasarkan Bab II Pasal 4 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950, tujuan pendidikan dan pengajaran yang ingin dicapai yaitu menciptakan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
2. Tujuan Pendidikan Menurut UU No. 2 Tahun 1985
Berdasarkan Undang Undang No. 2 Tahun 1985, tujuan pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan juga untuk mengembangkan manusia yang seutuhnya.
3. Tujuan Pendidikan Menurut UU No 20 Tahun 2003
Berdasarkan Bab II Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, dasar pendidikan nasional yaitu pendidikan nasional yang berdasarkan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Secara normatif, ketentuan dasar pendidikan nasional ini memiliki kemiripan dengan undang-undang sebelumnya.
Selanjutnya, merujuk pada pasal 3 Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik supaya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
B. Tujuan Pendidikan Menurut Para Ahli
1. Prof. Dr. John Dewey
Menurutnya, pendidikan merupakan suatu proses pengalaman. Bagi John Dewey, kehidupan adalah sebuah pertumbuhan, maksud dari pendapat tersebut menjadikan pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha untuk membantu pertumbuhan batin manusia tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan sendiri adalah proses untuk menyesuaikan diri dengan setiap fase dengan menambah keterampilan dalam perkembangan sebagai manusia.
2. Ki Hajar Dewantara
Menurut Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah untuk mendidikan anak agar bisa menjadi manusia yang memiliki kesempurnaan dalam hidup. Hidup yang sempurna bisa dimaknai sebagai seseorang yang mempunyai kehidupan dan penghidupan yang bersifat selaras dengan alam atau dengan kata lain sesuai dengan kodratnya, dan juga selaras dengan masyarakat.
3. Aristoteles
Menurut filsuf asal Yunani, Aristoteles, tujuan pendidikan adalah persiapan atau bekal untuk suatu pekerjaan atau kegiatan yang layak. Pendidikan seharusnya diselenggarakan berdasarkan pedoman pada hukum agar sesuai (koresponden) dengan hasil analisis psikologis, dan juga mengikuti kemajuan secara bertahap, baik fisik (fisik) maupun mental (batiniah atau ruh).
4. Al-Ghazali
Menurut filsuf asal Timur Tengah, Al-Ghazali, tujuan pendidikan adalah proses menjadi manusia yang sempurna. Proses tersebut adalah proses pembelajaran yang memanusiakan manusia melalui berbagai ilmu yang disampaikan secara bertahap dari manusia itu muncul hingga manusia itu meninggal. Proses pembelajaran sendiri merupakan tanggung jawab orang tua dan masyarakat, dengan sikap mereka kepada Tuhan.
5. Umar Tirtarahardja dan La Sulo
Umar Tirtarahardja dan La Sulo mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan sebenarnya memiliki nilai-nilai yang bersifat abstrak. Tujuan pendidikan seharusnya bersifat umum, ideal, serta memiliki kandungan yang sangat luas. Alhasil, tujuan pendidikan tersebut dapat direalisasikan dalam praktek yang sebenarnya.
6. Ahmadi
Selanjutnya, tujuan pendidikan menurut Ahmadi terungkap pada karyanya yang berjudul “Ilmu Pendidikan”. Ahmadi berpendapat bahwa tujuan pendidikan menurut pandangan agama Islam adalah untuk melahirkan generasi bangsa yang memiliki kecerdasan, kepatuhan, kesehatan, dan ketaatan kepada Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
7. Suardi
Dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi”, Suardi berpendapat bahwa tujuan pendidikan merupakan suatu hasil dari refleksi yang akan didapatkan sebagai hasil dari proses pemberian atau penyampaian pendidikan kepada pelajar atau peserta didik yang sudah selesai dilaksanakan.
8. H. Alamsyah Ratu Prawira Negara
Menurut H. Alamsyah Ratu Prawira Negara tujuan pendidikan nasional adalah suatu proses yang diarahkan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Proses ini juga perlu pendampingan sebagai usaha untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, keahlian, dan berbagai aspek efektif lainnya.
C. Manfaat Pendidikan
Manfaat paling utama dari pendidikan adalah memberikan informasi dan pemahaman secara lebih luas. Beberapa Manfaat Pendidikan:
1. Sebagai sarana Informasi serta Pemahaman, untuk meningkatkan dan memberikan informasi serta pemahaman akan seluruh ilmu pengetahuan yang ada disetiap manusia.
2. Untuk menciptakan generasi penerus Bangsa yang unggul, menciptakan penerus bangsa yang ahli diberbagai bidang.
3. Sebagai wadah untuk memperdalam suatu Ilmu Pengatahuan, Pendidikan bisa bermanfaat bagi seseorang yang ingin memperdalam suatu disiplin Ilmu.
4. Jalan untuk mendapatkan pekerjaan yang diharapkan, semakin tingginya jenjang pendidikan yang dimiliki kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkan semakin besar peluangnya.
5. Untuk membentuk pola pikir yang ilmiah, pendidikantinggi biasanya memiliki pola pikir yang lebih ilmiah serta mereka akan berpikir dengan fakta-fakta yang ada dibandingkan dari sisi emosional mereka.
6. Untuk mencegah adanya generasi yang tidak berpengetahuan, pendidikan akan dapat membantu seseorang memahami apa saja hal –hal yang baik dan benar.
7. Menciptakan generasi muda bangsa yang cerdas, dengan melalui pendidikan dapat membuat generasi muda yang mempunyai nilai moral serta integritas yang tinggi.
D. Fator-faktor Pendidikan
Faktor pendidikan terdiri dari faktor tujuan, faktor anak didik, faktor alat pendidikan, faktor isi atau materi pendidikan dan faktor metode pendidikan.
Dalam aktivitas pendidikan ada tujuh faktor pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi, namun faktor integtratifnya terutama terletak pada pendidikan dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. Ketujuh faktor pendidikan tersebut meliputi :
1. Faktor Tujuan
Secara singkat dikatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Berbudi pekerti luhur.
c. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan.
d. Sehat jasmani dan rohani.
e. Kepribadian yang mantap dan mandiri.
f. Bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa.
2. Faktor Pendidik
Dalam hal ini kita dapat membedakan pendidik itu dalam dua kategori, yaitu :
a. Pendidik menurut kodrati, yaitu orang tua.
b. Pendidik menurut jabatan, yaitu guru.
3. Faktor Anak Didik
Anak didik adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan pendidikan. Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedang dalam arti sempit anak didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.
Peserta didik dalam usia dan tingkat kelas yang sama biasa memiliki profil materi pengetahuan yang berbeda-beda. Hal ini tergantung kepada konteks yang mendorong perkembangan seseorang.
Ada empat konteks yang dapat disebutkan, yaitu :
a. Lingkungan dimana peserta belajar secara kebetulan dan kadang-kadang, di sini mereka belajar tidak berpogram.
b. Lingkungan belajar dimana peserta didik belajar dengan sengaja dan dikehendaki.
c. Sekolah dimana peserta didik belajar mengikuti program yang ditetapkan.
d. Lingkungan pendidikan optimal, di sekolah yang ideal dimana peserta dapat melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) sekaligus menghayati/mengimplisitkan nilai-nilai.
4. Faktor Alat dan Media
Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan yang tertentu / yang diinginkan.
Dalam pengertian yang luas, alat meliputi juga faktor-faktor yang lain, seperti tujuan, pendidik, anak didik, dan lingkungan pendidik bilamana faktor-faktor tersebut digunakan dan direncanakan dalam perbuatan atau tindakan mendidik.
a. Macam-Macam Alat Pendidikan
Ditinjau dari segi wujudnya, maka alat pendidikan itu berupa :
1. Perbuatan pendidik (biasa disebut software), mencakup : nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman dan hukuman.
2. Benda-benda lain alat bantu (biasa disebut hardware), mencakup : meja kursi belajar, papan tulis, penghapus, kapur tulis, buku, peta, OHP, dan sebagainya.
Sementara itu, tindakan pendidikan yang merupakan alat pendidikan dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang berikut.
1. pengaruh tindakan terhadap tingkah laku anak didik.
2. Akibat tindakan terhadap perasaan anak didik.
3. Bersifat melindungi anak didik.
b. Dasar-Dasar Pertimbangan Penggunaan Alat
Dalam hal penggunaan alat pendidikan, maka yang sangat penting diperhatikan adalah pribadi orang yang menggunakannya, sehingga penggunaan alat pendidikan tersebut tidak sekedar persoalan teknis belaka, namun lebih jauh justru menyangkut persoalan batin atau pribadi pendidik.
5. Faktor Isi atau Materi Pendidikan
Yang termasuk dalam arti atau materi pendidikan ialah segala sesuatu oleh pendidik yang akan langsung disampaikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat, ada syarat utama dalam pemilihan materi pendidikan yaitu;
a. Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan
b. Materi harus sesuai dengan kemampuan peserta didik.
6. Faktor Lingkungan
Faktor Lingkungan adalah yang meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan manusia. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan-lingkungan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat yang ia sebut dengan Tri Pusat Pendidikan.
a. Lingkungan Keluarga
b. Lingkungan Sekolah
c. Lingkungan Organisasi Pemuda
7. Faktor Metode
Faktor metode ialah cara yang di lakukan oleh pendidik dalam menyampaikan suatu pendidikan kepada anak didiknya, maka seorang pendidik harus mengetahui metode apa yang cocok untuk di ajarkan agar anak didik tidak cepat bosan.
Adapun metode-metode yang biasa dipakai oleh para pendidik adalah sebagai berikut :
a. Metode ceramah yaitu dimana pendidik menjelaskan kepada anak didik isi atau materi yang di ajarkan.
b. Metode diskusi yaitu dimana anak didik diberikan materi oleh pendidik untuk dipresentasikan kemudian hasilnya akan didiskusikan dengan teman-teman dalam suatu kelas.
c. Metode Tanya jawab yaitu dimana pendidik memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menanyakan apa yang tidak di ketahui dalam materi pelajaran, agar pendidik tidak menyia-nyiakan waktu untuk menjelaskan padahal anak didik sudah mengetahui apa yang di jelaskan.
d. Metode pemberian tugas yaitu pendidik memberikan tugas kepada anak didik dengan begitu pendidik dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki anak didik dalam materinya.
Saran kami apabila akan digunakan untuk kepentigan karya ilmiah Anda, jadikan artikel ini sebagai referensi saja. Jangan sepenuhnya menyalin tanpa dipelajari terlebih dahulu. Lakukan beberapa perubahan di dalamnya seperti; perbaikan kekeliruan pada huruf, periksa kembali konten dan perbaiki apabila ada yang tidak sesuai dengan kaidahnya, sempurnakan konten pada karya Anda dengan menggabung beberapa sumber lain yang terkait.
Semoga bermanfaat dan menjadi berkah.