Pendidikan Pancasila: Makalah Pancasila Sebagai Solusi Permasalahan Bangsa

Pancasila memiliki bermacam-macam fungsi dan kedudukan, antara lain sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi negara, jiwa dan kepribadian bangsa. Pancasila sangat sarat dengan nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Oleh karena itu, Pancasila secara normatif dapat dijadikan sebagai suatu acuan atas tindakan baik, dan secara filosofis dapat dijadikan perspektif kajian atas nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

KULIAH

Yogi Triswandani

12/16/20239 min baca

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila memiliki bermacam-macam fungsi dan kedudukan, antara lain sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi negara, jiwa dan kepribadian bangsa. Pancasila sangat sarat dengan nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Oleh karena itu, Pancasila secara normatif dapat dijadikan sebagai suatu acuan atas tindakan baik, dan secara filosofis dapat dijadikan perspektif kajian atas nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

Sebagai suatu nilai yang terpisah satu sama lain, nilai-nilai tersebut bersifat universal, dapat ditemukan di manapun dan kapanpun. Namun, sebagai suatu kesatuan nilai yang utuh, nilai-nilai tersebut memberikan ciri khusus pada ke-Indonesia-an karena merupakan komponen utuh yang terkristalisasi dalam Pancasila. Meskipun para founding fathers mendapat Pendidikan dari barat, namun causa materialis Pancasila digali dan bersumber dari agama, adat dan kebudayaan yang hidup di Indonesia.

Pada hakikatnya, sila-sila Pancasila adalah suatu system nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma, baik norma moral maupun norma hukum. Lalu norma-norma tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Etika adalah sifat atau perilaku yang dilakukan seseorang dimana baik atau buruknya, susila atau tidak susilanya itu tergantung dari penilaian orang lain.

Oleh karena itu, Pancasila yang pada awalnya merupakan konsensus politik yang memberi dasar bagi berdirinya negara Indonesia, berkembang menjadi konsensus moral yang digunakan sebagai sistem etika yang digunakan untuk mengkaji moralitas bangsa dalam konteks hubungan berbangsa dan bernegara.

Pada era modern ini angka kejahatan dan permasalahan di Indonesia bisa dibilang tidak ada habisnya. Tuntas satu tumbuh seribu. Nilai-nilai moral Pancasila sudah semakin terkikis terutama di kalangan generasi muda. Jika pada diri generasi muda saat ini sudah tidak tercemin lagi nilai-nilai Pancasila, maka entah bagaimana dengan generasi selanjutnya.

Itulah kenapa kesadaran diri serta perbaikan akhlak pada masing-masing pribadi dengan menghayati dan menerapkan nilai-nilai moral Pancasila itu sangat diperlukan. Berdasar dari permasalahan tersebut, makalah ini dibuat dengan harapan agar warga negara Indonesia dapat berpikir kritis serta berperan aktif dalam melaksanakan nilai-nilai moral Pancasila serta bisa merevolusi mentalnya ke arah yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah

Dari berbagai ulasan yang tertera di latar belakang masalah makalah ini, maka dapat diambil beberapa rumusan masalah yaitu:

  1. Apa arti dan peran Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia?

  2. Apa saja yang menjadi faktor penyebab timbulnya permasalahan bangsa Indonesia?

  3. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut?

  4. Bagaimana strategi pemahaman dan penerapan Pancasila dalam mengatasi permasalahan untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia?

C. Tujuan Pembuatan Makalah

Bagi penulis:

  1. Memenuhi tugas kuliah individu mata kuliah Pendidikan Pancasila.

  2. Sebagai ajang pelatihan dalam penyusunan makalah.

  3. Menjadi metode untuk menambah pengetahuan dan pemahaman penulis tentang Pancasila sebagai solusi permasalahanbangsa.

  4. Menjadi bahan rujukan untuk pemecahan masalah serta strategi dalam mengatasi permasalahan bangsa.

Bagi pembaca:

  1. Menumbuhkan sikap gemar membaca bagi Mahasiswa.

  1. Menambah pengetahuan pembaca tentang Pancasila sebagai solusi permasalahan bangsa.

  2. Supaya dapat memahami apa arti dan peran Pancasila bagi bangsa Indonesia, mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di Indonesia, serta diharapkan bisa menemukan solusinya dengan mengaplikasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II. PEMBAHASAN

A. Arti dan Peran Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut dengan dasar falsafah negara. Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan negara. Dengan kata lain Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur seluruh penyelenggaraan negara. Pengertian Pancasila sebagai dasar negara seperti dimaksud dalam bunyi Pembukaan UUD 1945 Alinea IV (4) yang secara jelas menyatakan sebagai berikut:

“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Sebagai dasar negara, Pancasila dipergunakan untuk dapat mengatur seluruh tatanan kehidupan bangsa serta negara Indonesia. Hal ini mengandung arti bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus berdasarkan Pancasila.

B. Faktor Penyebab Permasalahan Bangsa

1. Kemiskinan

Hampir di setiap sudut daerah ditemukan pemukiman kumuh. Ada sekitar 30 juta rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Penyebab utama kemiskinan adalah ledakan penduduk yang tidak disertai dengan peningkatan kualitas penduduk tersebut ditambah lagi dengan kebutuhan hidup yang makin kompleks dan mahal.

2. Korupsi

Negara kita pada dasarnya memiliki kekayaan atau dana yang cukup untuk mensejahterakan rakyatnya. Namun dikarenakan negara ini dikerumuni oleh para koruptor sehingga uang negara terbuang sia-sia dan mengakibatkan kesengsaraan bagi rakyat. Kurangnya efek jera bagi para koruptor menjadi penyebab utama korupsi ini selalu ada dan terorganisir.

3. Penegakan Hukum yang Lemah

Negara Indonesia adalah negara hukum, namun kenapa kenyataannya seperti hanya rakyat kecil yang kena hukum. Penyebabnya karena hukum di Indonesia masih bisa dipermainkan. Orang kaya masih bisa terbebas dari jeratan hukum. Para pejabat papan atas seolah kebal terhadap hukum. Jangan dulu melihat kasus-kasus hukum yang besar, kita masih bisa melihat di sekitar kita, terutama saat ditilang polisi. Apa yang biasanya dilakukan? Tentu saja menyuap polisi tersebut. Ini menjadi bukti bahwa penegakkan hukum di Indonesia masih lemah.

4. Kualitas Pendidikan yang Rendah

Sistem pendidikan di Indonesia bisa dikatakan sangat buruk. Biaya sekolah yang semakin mahal tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan. Memang siswa selalu lulus dengan nilai sangat baik, tetapi angka tersebut hanya di atas kertas. Buktinya kualitas pendidikan Indonesia masih sangat rendah dibandingkan di negara lain. Tak heran kita selalu mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri sementara kita selalu mengirim tenaga kerja ke luar negeri sebagai buruh atau pembantu.

5. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Buruk

Sampai sekarang kita tidak bisa mencapai swasembada beras. Akibat kesejahteraan petani tidak pernah diperhatikan, banyak dari mereka yang menjual lahan pertaniannya dan dialih fungsikan menjadi perumahan, pabrik industri atau lainnya. Kita juga tidak pernah menikmati hasil bumi kita yang melimpah ini secara utuh. Justru pihak asing yang mengelola dan mengambil hasil pertambangan tanah air Indonesia, sedangkan negara Indonesia hanya mendapatkan pemasukan dari pajak dan upah buruh.

6. Kasus SARA yang Merajalela

Indonesia adalah negara yang memiliki suku bangsa dan agama yang beragam. Di sekitar kita mungkin kehidupan antara umat beragaman sudah rukun. Tetapi di beberapa tempat masih saja ada kasus yang menyangkut SARA, seperti perusakan tempat ibadah, terorisme, pertikaian antar suku, dan saling ejek antar agama pada podium atau di dunia maya sekalipun. Jika masalah ini dibiarkan terjadi, maka akan terjadi disintegrasi bangsa dan sangat berbahaya bagi kedaulatan bangsa.

7. Kesenjangan Sosial

Ini sudah biasa terjadi di negara kita dimana orang kaya akan semakin kaya, sedangkan orang miskin tetaplah miskin walau sekeras apapun dia bekerja. Tidak hanya itu, mereka yang kaya tidak merasa puas apalagi bersyukur akan harta yang mereka miliki. Begitu pula dengan orang-orang yang berada di kalangan bawah, mereka merasa kesusahan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pada akhirnya mendorong melakukan tindakan-tindakan yang seharusnya tidak mereka lakukan, sehingga mengakibatkan maraknya kriminalitas di Indonesia.

8. Kemacetan dan Polusi Udara

Di beberapa kota besar di Indonesia, kemacetan sudah menjadi hal yang lumrah. Kemacetan disebabkan oleh penggunaan kendaraan bermotor yang meningkat, fasilitas sarana dan prasarana transportasi umum yang belum cukup memadai, dan banyak orang yang lebih memilih menggunakan kendaraan bermotor ketimbang bersepeda atau berjalan kaki walaupun jarak tempuhnya cukup dekat. Polusi udara dan kesetresan pikiran sangat dimungkinkan terjadi karenanya.

9. Pengangguran

Angka pengangguran di Indonesia cukup tinggi. Bahkan orang-orang pengangguran kebanyakan sudah sarjana. Pengangguran menjadi penyebab utama kemiskinan. Kurangnya lapangan pekerjaan menjadi salah satu penyebab terjadinya pengangguran. Bila ditemukan solusi yang tepat, bukan tidak mugkin seorang pengangguran menjadi pengusaha yang sukses.

10. Banyak Daerah yang Kurang Diperhatikan

Banyak sekali terdapat daerah tertinggal di negara ini terutama di kawasan dekat perbatasan negara dan bagian timur Indonesia. Pembangunan cenderung berpusat di sekitar pulau Jawa, Sumatera, dan Bali saja. Mungkin karena hanya daerah tersebut yang paling potensial. Tetapi seharusnya pemerintah memberikan perhatian yang sama terhadap daerah yang lain. Hal ini tentu sesuai dengan cita-cita kemerdekaan yaitu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

C. Solusi untuk Mengatasi Permasalahan Bangsa

1. Adil dalam membagi kekuasaan

Sesungguhnya yang namanya politik bagi-bagi kekuasaan itu adalah tidak ada. Ini sama saja dengan kebiasaan bagi-bagi jatah sumber daya yang sudah tersedia. Inilah yang terjadi ketika kekuasaan berada di tangan seseorang atau pihak tertentu saja, alhasil akan termakan oleh sifat keserakahan yang sesat dan tidak terkendali. Karena itu, ada baiknya jika kekuasaan dikembalikan kepada masyarakat luas sehingga sekiranya ada ancaman yang datang maka semuanya akan pasang badan membela NKRI.

2. Penyetaraan pendapatan

Merupakan solusi jangka pendek atas situasi yang terjadi saat ini. Jika perolehan uang tidak disetarakan, maka masing-masing orang akan berusaha lebih gesit untuk mendahului bahkan menerjang sesamanya agar bisa merebut lebih banyak pendapatan dari tangan pelanggan. Lagi pula pembagian keuangan yang tidak adil akan memicu ledakan pergerakan masyarakat pada titik profesi tertentu dimana semuanya itu terjadi demi hidup yang lebih kaya raya.

3. Pemerataan pendidikan

Perolehan pendidikan tidak hanya terpusat di kota-kota, melainkan juga di daerah-daerah terpencil. Ini tidak hanya fokus pada sarana dan prasarana yang tersedia melainkan lebih kepada kemampuan intelektual dan emosional tenaga pengajar yang ada. Sehingga para guru tidak hanya mengajar dengan kata-katanya di depan kelas melainkan juga menjadi contoh yang baik bagi para siswa-siswinya. Pemerataan skill tenaga pengajar adalah jalan cepat demi kesetaraan pendidikan di seluruh negeri.

4. Pemerataan pengetahuan dan wawasan

Merupakan jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia yang sifatnya jangka panjang. Perolehan ini berhubungan erat dengan keterbukaan informasi dari pihak pemerintah dan swasta. Tanpa keterbukaan informasi mustahil terjadi pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan dibidang ilmu pengetahuan juga wawasan. Oleh karena itu, ada baiknya jikalau semua pihak disuguhkan dengan informasi yang benar. Bukan sesuatu yang merupakan hasil rekayasa untuk mendatangkan keuntungan bagi pihak tertentu.

5. Pemerataan kesehatan

Salah satu syarat pertama agar seseorang menjadi bahagia adalah memiliki fisik yang sehat dan prima. Tanpa tubuh yang sehat maka tidak ada pula hari-hari yang menyenangkan dengan aktivitas yang padat bersama keluarga, sahabat, handai tolan, rekan kerja, dan lain sebagainya. Kesetaraan di bidang kesehatan dapat dicapai dengan memberikan informasi yang benar tentang cara hidup sehat dan panjang umur serta menyediakan akses pelayanan Kesehatan yang cukup memadai.

6. Pemerataan pekerjaan

Merupakan solusi jangka menengah demi kesetaraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Setiap masyarakat yang berumur 25 tahun berhak mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan bakat yang dimiliki. Oleh karena itu, jika setiap orang bekerja sesuai bakatnya dalam kreativitas berkelompok maka waktunya tidak habis terbuang dalam hal yang sia-sia.

7. Pemerataan keamanan (rasa aman)

Ketika semua orang sudah sejahtera, tidak ada lagi silat lidah dan pasang badan untuk mengambil sesuatu dari orang lain secara tidak sah. Dengan sebab semua lapisan masysrakat sudah dapat jatah yang mensejahterakan, bisa dimungkinkan akan tercipta keamanan. Orang-orang yang telah sejahtera akan berpikir dua kali untuk meninggalkan keadaan aman seperti itu hanya demi sesuap nasi atau sekedar mencari rezeki.

D. Strategi Pemahaman dan Penerapan Pancasila dalam Mengatasi Permasalahan untuk Mencapai Tujuan Nasional Bangsa Indonesia

1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Secara garis besar mengandung makna bahwa Negara melindungi setiap pemeluk agama untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan ajaran agamanya. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama. Dan bertoleransi dalam beragama, yakni saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Mengandung makna bahwa setiap warga Negara mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum, karena Indonesia berdasarkan atas Negara hukum. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Bertingkah laku sesuai dengan adab dan norma yang berlaku di masyarakat.

3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Mengandung makna bahwa seluruh penduduk yang mendiami seluruh pulau yang ada di Indonesia ini merupakan saudara, tanpa pernah membedakan suku, agama, ras, bahkan adat istiadat atau kebudayaan. Penduduk Indonesia adalah satu yakni satu bangsa Indonesia. Cinta terhadap bangsa dan tanah air. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Rela berkorban demi bangsa dan negara. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.

4. Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Mengandung maksud bahwa setiap pengambilan keputusan hendaknya dilakukan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, bukan hanya mementingkan segelintir golongan saja yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan anarkisme. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Melakukan musyawarah, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

5. Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Mengandung maksud bahwa setiap penduduk Indonesia berhak mendapatkan penghidupan yang layak sesuai dengan amanat UUD 1945 dalam setiap lini kehidupan. Mengandung arti bersikap adil terhadap sesama, menghormati dan menghargai hak-hak orang lain. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat. Seluruh kekayaan alam dan isinya dipergunakan bagi kepentingan bersama menurut potensi masing-masing. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Negara kita adalah negara yang memiliki Pancasila dengan kelima silanya yang mengandung makna-makna dari setiap cerminan kehidupan rakyat Indonesia. Namun seiring dengan pertumbuhan bangsa ini muncul berbagai masalah didalamnya. Permasalahan yang diangkat dalam makalah ini tentu tidak mencakup seluruh problem dalam negara Indonesia, sebab masih banyak lagi masalah selain kemiskinan, korupsi, penegakan hukum yang lemah, kualitas pendidikan yang lemah, pengelolaan sumber daya alam yang buruk, kasus SARA yang merajalela, kesenjangan sosial, kemacetan, pengangguran, dan banyak daerah yang kurang diperhatikan.

Semua permasalahan di Indonesia adalah bentuk penyimpangan dari setiap sila-sila Pancasila. Oleh karena itu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut hanyalah kembali kepada Pancasila. Apabila Pancasila tidak hanya dijadikan dasar negara dan slogan saat kita bicara, melainkan menjadi sebuah pedoman dalam kehidupan, maka semua permasalahan diatas mungkin dapat diatasi bahkan bisa dihindarkan dengan diiringi oleh doa serta izin dari sang Pencipta.

B. Saran

Warga negara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal di negara Indonesia. Oleh karena itu sebagai warga negara Indonesia yang baik maka perlu menghormati, menghargai, memahami, dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila khususnya dalam pemahaman bahwa Pancasila sebagai solusi permasalahan bangsa.

Bagi civitas akademika manapun, ini adalah kesempatan terbaik dan terbatas untuk bisa fokus mempelajari dan memahami Pancasila sebagai solusi permasalahan bangsa mengingat konsep dan fasilitas sedang membersamai pembelajaran.

Makalah ini tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh sehubungan dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca agar memberikan kritik maupun saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

N, Susilawati. 2020. “Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa” (halaman 626). Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi. Kota Baru: Instansi BPSDM Provinsi Jambi.

Saran kami apabila akan digunakan untuk kepentigan karya ilmiah Anda, jadikan artikel ini sebagai referensi saja. Jangan sepenuhnya menyalin tanpa dipelajari terlebih dahulu. Lakukan beberapa perubahan di dalamnya seperti; perbaikan kekeliruan pada huruf, periksa kembali konten dan perbaiki apabila ada yang tidak sesuai dengan kaidahnya, sempurnakan konten pada karya Anda dengan menggabung beberapa sumber lain yang terkait.

Semoga bermanfaat dan menjadi berkah.