Ilmu Pendidikan Islam: Tanya Jawab Seputar Ilmu Pendidikan Islam
Beberapa pertanyaan beserta jawabannya tentang ilmu pendidikan Islam. Simak dan tetaplah bersama situs web kami!
TANYA JAWAB
Yogi Triswandani
11/6/20234 min baca
Tanya:
Kenapa perlu dibedakan antara pendidikan sekuler dan pendidikan Islam?
Jawab:
Hari ini kita lihat bagaimana sistem pendidikan sekuler telah menghasilkan generasi yang lemah imannya, bobrok akhlaknya, dan minim ilmu agamanya. Sehingga kerusakan demi kerusakan terjadi tanpa bisa dihindari, mulai dari tawuran pelajar, seks bebas, narkoba, sampai kriminalitas dikalangan remaja sudah menjadi tren generasi di negeri ini.
Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan melakukan survei di berbagai kota besar di Indonesia menyatakan sebuah data, "62,7% remaja di Indonesia melakukan hubungan seks di luar nikah." (Kompasiana.com). Sedangkan dalam kasus narkoba, KPAI mencatat dari 87 juta populasi anak di Indonesia, sebanyak 5,9 juta diantaranya menjadi pecandu narkoba. (Detik.com).
Apa yang salah dan menyebabkan semua ini terjadi? Tak lain dan tak bukan adalah karena sistem pendidikan sekuler yang diterapkan oleh negeri ini. Sistem sekuler adalah sistem yang memisahkan agama dari kehidupan, sistem ini telah berhasil menjauhkan generasi muslim dari nilai-nilai Islam. Selain itu faktor kelalaian orang tua, lemahnya kontrol masyarakat, serta abainya peran negara turut menyebabkan kerusakan generasi saat ini.
Dalam sistem sekuler agama hanya dijadikan alat untuk mengatur urusan akhirat (ibadah) saja, sedangkan dalam urusan dunia (muammalah) manusia dilarang bawa-bawa agama. Contoh, dalam Islam Allah telah mengatur bagaimana sistem pergaulan antara laki-laki dan perempuan yaitu dengan perintah menundukkan pandangan, perintah menutup aurat, larangan ikhtilat, larangan khalwat, sampai larangan mendekati zina.
Tetapi dalam sistem sekuler yang berasaskan pada kebebasan (liberalisme) termasuk kebebasan berpendapat dan kebebasan berperilaku, seseorang bebas melakukan apa saja selama tidak merugikan orang lain, seperti orang mau pacaran silahkan bahkan berzina sekalipun asal suka sama suka dan tidak ada pihak yang melapor karena dirugikan maka orang tersebut tidak dihukum.
Belum lagi kurikulum pendidikan dalam sistem sekuler yang berantakan dan tidak berdasar pada aqidah Islam membuat remaja tidak memiliki iman yang kuat. Padahal iman adalah benteng perlindungan yang kokoh bagi seseorang, sehingga tidak mudah hanyut dalam arus globalisasi zaman. Dalam sistem pendidikan sekuler, pendidikan agama bukanlah prioritas utama sehingga hanya diberikan waktu seminggu sekali dan itupun hanya satu atau beberapa jam saja, sehingga para siswa tidak punya tsaqofah Islam yang luas dan mumpuni dan membuat remaja tidak faham dengan ajaran agamanya sendiri.
Ditambah kurangnya perhatian pemerintah terhadap kualitas dan kuantitas guru, bahkan nasib guru terutama guru honorer masih jauh dari kata sejahtera. Hal ini membuat guru tidak fokus dalam mengajar dan mendidik muridnya. Guru hanya sekedar mentransfer ilmu tanpa bersungguh-sungguh dalam mendidik dan membimbing muridnya. Fasilitas pendidikan yang diberikan pemerintah juga belum merata, buktinya masih banyak sekolah-sekolah yang tidak layak digunakan untuk belajar bahkan ada yang sampai roboh dan membahayakan keselamatan para siswa.
Hal ini berbanding terbalik 180 derajat dengan sistem pendidikan Islam. Dalam sistem pendidikan Islam Aqidah Islam menjadi landasan kurikulum pendidikan yang bersumber kepada Al-qur'an dan As-sunah. Ilmu agama (tsaqofah Islam) menjadi prioritas utama tanpa mengesampingkan ilmu pengetahuan lainnya seperti sains dan teknologi. Sehingga sistem pendidikan Islam menghasilkan generasi yang kokoh imannya, bagus akhlaknya, dan luas ilmu pengetahuannya (terutama dalam tsaqofah Islam).
Begitulah, ketika Islam diterapkan maka akan menghasilkan generasi yang cemerlang. Sejarah mencatat bagaimana di era kejayaan Islam telah lahir ilmuwan ilmuwan hebat dan paling berpengaruh di dunia. Seperti, Ibnu Sina ilmuwan kesehatan, Khawarizmi ilmuwan matematika, Ibnu Hayyan ilmuwan Kimia, Al-Jazari ilmuwan robotika, Ibnu Nafis ilmuwan astronomi, dan masih banyak lagi.
Itulah bedanya sistem pendidikan sekuler dengan sistem pendidikan Islam, karena jika sistemnya baik maka akan melahirkan generasi yang baik pula. Namun jika sistemnya rusak sudah pasti rusak pula generasinya. Dengan demikian, jelas sekali perlu dibedakan antara pendidikan sekuler dan pendidikan Islam. Wallahu a'lam bishowab.
Referensi:
https://www.nusantaranews.net/2019/03/sistem-pendidikan-sekuler-vs-sistem.html
Tanya:
Jelaskan makna ilmu dalam pendidikan Islam!
Jawab:
Ilmu berakar kata dari bahasa arab yaitu alim atau ilm yang berarti mengetahui, memahami, mempelajari. Secara istilah, ilmu ini bisa diartikan sebagai penjelasan terhadap sesuatu hal yang tidak diketahuinya sehingga dapat dimengerti atau difahaminya. Ilmu dalam pendidikan Islam yang dimaksud adalah ilmu yang bersumber dari wahyu Allah yang dapat menghantarkan seseorang mengetahui tentang kitabullah dan keimanan (QS. 7:52)
Beberapa penjelasan Ulama tentang ilmu:
1) Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam “majmu’ fatawa wa rasail” ilmu adalah ilmu syar’i, yakni ilmu yang diturunkan oleh Allah swt melalui Rasul-Nya yang berupa penjelasan-penjaelasan dan petunjuk.
2) Menurut Umar bin Mahmud dalam “Ar-Roddu al-Atsary ‘alal Baijury” bahwa ilmu itu adalah AL-Qur’an dan As-Sunnah.
3) Menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziah dalam “I’lamul Muwaqqi’in” ilmu itu adalah pengetahuan yang diperoleh dari dalil (syar’i)
4) Menurut Ibnu Abdirrahman Al-Hawali dalam “Syahrul Akidah Ath-Thahawiyah” ilmu itu adalah pengetahuan yang berdasarkan dalil, karena inilah hakikatnya ilmu. Adapun ilmu yang tidak berdasarkan dalil maka hal itu termasuk dhon (dugaan), sedangkan dhon itu tidak bermanfaat sedikitpun untuk mendapatkan kebenaran.
Referensi:
Buku “Jalan Menuju Hidayah” karya H. Rijal Abdurrahman, S.Pd. penerbit Primage Adv.
Tanya:
Tuliskan apa yang anda pahami dari tujuan utama pendidikan Islam!
Jawab:
Manusia sejak ajali sudah memikul tanggung jawab untuk melaksanakan “Amanah”, padahal pada dasarnya manusia itu pembangkang dan bodoh (QS.33:72). Atas kemurahan-Nya, Allah swt membekali manusia dengan beberapa potensi untuk merubah kebodohan menjadi berpengetahuan (QS. 16:78). Meski demikian, Allah swt tetap menuntut manusia untuk bisa melaksanakan amanahnya itu, yakni dengan perintah “Ibadah” (QS. 2:21).
Hakikat ibadah adalah beramal saleh dilandasi dengan keimanan, dan manfaatnya adalah untuk kepentingan masing-masing individu (QS. 16:97). Supaya manusia bisa mencapai hakikat ibadah dan kemanfaatannya itu, maka Allah swt menyediakan media Ilmu berupa kitab petunjuk (QS. 7:52). Dengan kitab tersebut semestinya terlaksana pendidikan Islam, ada seseorang yang mengajarkan dan ada orang lainnya yang belajar (QS. 2:151). Dari proses pendidikan tersebut kemudian menggiring manusia kepada derajat iman, sehingga mereka siap taat tunduk patuh kepada-Nya, dan pada akhirnya akan menuju kepada keselamatan di akhirat kelak (QS. 22:54).
Dari rangkaian tafsir diatas, dapat saya tarik pemahaman akan tujuan utama pendidikan Islam, yaitu untuk merubah sifat manusia dari yang pembangkang dan bodoh menjadi penurut dan berilmu. Dengan sifat penurut dan berilmunya itu manusia akan dapat memenuhi tanggungjawabnya mengabdi kepada Allah swt. Melalui pengabdiannya itu tentu akan membawanya kepada keselamatan.
Akidah, ibadah, dan akhlak. Iman, Islam, dan Ihsan. Itu adalah cara untuk selamat. Dan semua itu ada dalam pendidikan Islam. Wallahu a’lam.
Referensi:
Mushaf “Al-qur’an” dengan metodologi studi Islam melalui tafsir ayat bil ayat.
Jawaban di atas bukan hasil kecerdasan buatan, melainkan murni hasil pencarian manual dari berbagai sumber tertera atau di platform digital. Benar atau tidaknya, diluar tanggungjawab penulis. Saran kami, jadikan artikel ini sebagai referensi saja. Jangan sepenuhnya menyalin tanpa dipelajari terlebih dahulu. Lakukan beberapa perubahan di dalamnya seperti; perbaikan kekeliruan pada huruf, periksa kembali konten dan perbaiki apabila ada yang tidak sesuai dengan kaidahnya, sempurnakan konten pada karya Anda dengan menggabung beberapa sumber lain yang terkait.
Semoga bermanfaat dan menjadi berkah.