Bahasa Indonesia: Ringkasan Materi Keterampilan Berbahasa Indonesia

Ringkasan dari materi “Keterampilan Berbahasa Indonesia" ini diharapkan untuk dapat memahami dengan baik materi perkuliahan. Selengkapnya, tetaplah bersama situs web kami!

KULIAH

Yogi Triswandani

11/21/20235 min baca

Ringkasan materi “Keterampilan Berbahasa Indonesia”.

A. PENGERTIAN

Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa yang dapat meliputi mendengarkan/menyimak, berbicara, membaca. dan menulis. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulis. Dengan demikian, terampil berbahasa Indonesia artinya terampil menggunakan bahasa Indonesia dalam komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Keterampilan berbahasa lisan meliputi menyimak dan berbicara, sedangkan keterampilan berbahasa tulis meliputi membaca dan menulis.

Dilihat dari sifatnya, keterampilan menyimak dan membaca bersifat reseptif, yaitu menerima atau memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, sedangkan berbicara dan menulis bersifat produktif, artinya menghasilkan bicaraan atau tulisan. Keterampilan berbahasa lisan dilakukan secara tatap muka atau secara langsung dengan/dan tanpa media penghubung (telepon). Keterampilan berbahasa tulis dilakukan tanpa tatap muka antara pembaca dan penulis.

B. KETERAMPILAN RESEPTIF

1. Menyimak

Menyimak adalah kegiatan mendengarkan bahasa dengan tujuan memahami pesan yang disampaikan pembicara. Dengan pengertian itu, tampak bahwa menyimak berbeda dengan mendengar, yakni menyimak memiliki tujuan, sedangkan mendengar tidak. Di dalam menyimak orang tidak hanya mengaktifkan pendengarannya, tetapi juga harus berkonsentrasi serta menggunakan sikap-sikap positif, baik terhadap pembicara maupun bahan pembicaraan. Sikap positif terhadap bahan simakan atau pembicaraan akan membantu penyimak berkonsentrasi dalam memahami simakan.

Menyimak bersifat interaktif dan noninteraktif. Menyimak interaktif adalah menyimak dengan melakukan tanya jawab dengan pembicara atau dengan penyimak yang lain. Menyimak noninteraktif adalah kegiatan menyimak yang tidak disertai dengan tanya jawab atau interaktif antara pembicara dan penyimak.

2. Membaca

Membaca adalah kegiatan berbahasa dalam rangka memahami pesan yang disampaikan melalui tulisan. Banyak keterampilan membaca yang dapat dimiliki oleh setiap orang, namun pada mata kuliah ini keterampilan yang dimaksud ialah keterampilan membaca pemahaman. Pemahaman adalah suatu proses dalam rangka mengetahui isi sebuah komunikasi atau gagasan yang dikomunikasikan baik dalam bentuk lisan maupun tulis. Di dalam pemahaman terdapat unsur tujuan, sikap, dan respons yang dapat mewakili sesuatu pengertian dari pesan yang disampaikan.

Smith (dalam Solkhan, 1987) membagi pemahaman dalam membaca menjadi empat kategori, yaitu:

a. Membaca Pemahaman Literal (menemukan makna kata dan kalimat dalam konteks secara langsung).

b. Membaca Interpretasi (mengidentifikasi gagasan dan makna yang tidak secara eksplisit dinyatakan dalam teks).

c. Membaca Kritis (menilai secara kritis gagasan- gagasan yang disampaikan penulis dan juga kesahihan apa yang dibacanya).

d. Membaca Kreatif (menciptakan sesuatu yang baru berdasarkan gagasan-gagasan yang ada dalam teks).

C. KETERAMPILAN PRODUKTIF

1. Berbicara

Berbicara yang dimaksud disini adalah kegiatan berbicara dalam rangka memperoleh dan menyampaikan pengetahuan dalam rangka mempraktikkan keterampilan berbahasa. Berbicara adalah kegiatan menyampaikan pesan kepada orang lain (penyimak) dengan media bahasa lisan. Suhendar (1992: 20) mendefinisikan berbicara adalah proses perubahan wujud pikiran/perasaan menjadi wujud ujaran.

Kegiatan berbicara yang baik dilakukan dengan melalui tahapan- tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Pada tahap persiapan, pembicara harus melakukan kegiatan menentukan tujuan, mengumpulkan referensi, menyusun kerangka, dan melakukan latihan. Pada tahap pelaksanaan, pembicara melalui tahapan membuka pembicaraan, menyampaikan gagasan, dan menutup pembicaraan. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara mendengarkan kembali kegiatan berbicara jika dibuat rekaman ketika berbicara atau meminta masukan dari pendengar, khususnya teman yang mendengarkan apa dan bagaimana kita berbicara.

2. Menulis

Menulis adalah keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, yang disampaikan penulis melalui bahasa tulis. Untuk memperoleh tulisan yang baik, penulis harus melalui tahapan-tahapan, yaitu tahap prapenulisan (prewriting), tahap penulisan (writing), dan tahap pascapenulisan (postwriting). Pada tahap prapenulisan penulis melakukan kegiatan menentukan topik, mengorganisasikan tulisan, menentukan sasaran atau pembaca, mengumpulkan informasi, dan menyusun kerangka karangan. Pada tahap penulisan, penulis mulai menyusun tulisan atau melakukan kegiatan menulis. Tulisan penulis pada tahap ini masih dalam bentuk draf atau buram. Setelah tulisan dianggap selesai, penulis masuk pada tahap pascapenulisan, yaitu membaca ulang tulisan, memperbaikinya dengan cara menambah atau mengurangi dan memperbaiki tulisan yang bersifat mekanis sampai dianggap tulisan benar-benar final.

Keterampilan menulis tidak didapatkan seseorang dengan cara yang mudah atau sekali jadi. Richek, dkk., (1997) mengungkapkan bahwa "Penulis yang baik tidak menghasilkan tulisan dengan cara yang mudah atau sekali jadi, melainkan melalui tahapan-tahapan yang panjang." Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Hock (1999), "Menulis atau mengarang adalah suatu kemahiran yang berbeda dengan kemahiran berbahasa yang lain (menyimak, berbicara, dan membaca). Kemahiran atau keterampilan menulis dapat diperoleh seseorang melalui latihan-latihan yang intensif."

Amran Halim, dkk., (1979) mengemukakan lima komponen penting yang terdapat di dalam sebuah karangan. (1) Isi atau substansi karangan adalah hal-hal yang dituangkan ke dalam karangan, dapat berupa ide, pengalaman, fakta, atau informasi- informasi yang diperoleh melalui bacaan. (2) Bentuk karangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu karangan dalam bentuk formal dan bentuk nonformal. (3) Tata bahasa merupakan aturan-aturan bahasa yang berlaku. Tata bahasa dalam tulisan meliputi tata cara menggabungkan kata atau morfem (morfologi), penyusunan kalimat (sintaksis), serta aturan-aturan atau tata cara penulisan. (4) Gaya tulisan berhubungan dengan pilihan kata (diksi) dan gaya bahasa yang digunakan oleh seorang penulis. Komponen ini besar pengaruhnya terhadap isi tulisan. Pilihan kata banyak memiliki keterkaitan dengan komponen-komponen lain dalam tulisan, terutama bagi pembaca keterkaitannya dengan tujuan dan bentuk tulisan. (5) Penerapan ejaan dan tanda baca dalam sebuah tulisan harus disesuaikan dengan ejaan yang berlaku. Penggunaan ejaan yang tidak mengikuti aturan- aturan kebahasaan akan mengganggu pemahaman pembaca terhadap isi tulisan, hal ini menimbulkan tulisan menjadi tidak komunikatif. Hal yang fatal juga dapat timbul dari informasi yang disampaikan dengan cara yang tidak komunikatif, yaitu terjadinya salah penafsiran.

D. HUBUNGAN ANTARKETERAMPILAN BERBAHASA

Hubungan antarragam bahasa lebih erat dibandingkan hubungan keterampilan di luar ragam, artinya hubungan antara menyimak dengan berbicara lebih erat dibandingkan hubungan menyimak dengan membaca atau menulis. Dengan kata lain, hubungan keterampilan pada ragam yang sama dapat disebut hubungan langsung, sedangkan hubungan keterampilan pada ragam yang berbeda adalah hubungan tidak langsung.

Di dalam menyimak, pengetahuan yang diperoleh seseorang melalui menyimak dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuannya berbicara. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi pembicara yang baik, orang harus memiliki keterampilan menyimak yang baik. Keterampilan membaca atau pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui membaca dapat digunakan untuk memperoleh atau meningkatkan keterampilan menulis. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi penulis yang baik, orang harus memiliki keterampilan membaca yang baik.

Keterampilan menyimak dan membaca keduanya bersifat reseptif. Dapat disimpulkan bahwa seseorang yang terampil membaca juga terampil menyimak atau sebaliknya. Antarketerampilan berbahasa produktif (berbicara dan menulis) juga memiliki hubungan yang erat. Seorang pembicara yang baik, juga adalah seorang penulis yang baik atau sebaliknya, penulis yang baik juga seorang pembicara yang baik.

Apakah terdapat hubungan antara keterampilan reseptif dengan keterampilan produktif? Setiap keterampilan berbahasa memiliki hubungan satu dengan yang lainnya dan saling mendukung. Ide, gagasan, atau pesan yang akan disampaikan melalui bahasa tulis dapat diperoleh seseorang (penulis) melalui kegiatan membaca dan juga menyimak. Artinya, keterampilan menyimak yang dimiliki seseorang dapat digunakan untuk memperoleh atau meningkatkan keterampilan menulisnya. Dengan demikian, terdapat hubungan antara keterampilan menyimak dengan keterampilan menulis. Hal yang sama juga dimiliki oleh keterampilan membaca dan berbicara. Pengetahuan yang diperoleh seseorang dari membaca dapat digunakannya ketika ia mengemukakan gagasan pada kegiatan berbicara. Artinya, keterampilan membaca yang dimiliki seseorang dapat meningkatkan keterampilan berbicaranya.

Contoh-contoh kegiatan yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia.

KETERAMPILAN RESEPTIF

1. Menyimak

Contoh kegiatan: Menyimak materi kuliah yang dipaparkan dosen.

Ketika seorang dosen sedang memaparkan materi kuliah, baik secara luring maupun daring, para mahasiswa mendengarkannya dengan seksama. Materi yang dipaparkan oleh dosen didengarkannya dengan penuh konsentrasi, terkadang dosen yang sedang memberikan pemaparannya pun diperhatikan dengan serius.

2. Membaca

Contoh kegiatan: Membaca materi kuliah dari modul ajar.

Selain menjelaskan materi kuliah dengan pemaparan, seorang dosen juga terkadang memberikan modul ajar kepada para mahasiswanya untuk dibaca dan dipelajari terlebih dahulu dengan menyertakan tuntutan beberapa pertanyaan. Oleh sebab khawatir tidak dapat menjawab pertanyaan dosen dengan benar terkait materi kuliah dimaksud, maka dengan itu memaksa mahasiswa untuk membacanya dengan penuh pengkajian.

KETERAMPILAN PRODUKTIF

1. Berbicara

Contoh kegiatan: Menjawab atau menanggapi pertanyaan dosen, atau mempresentasikan materi kuliah.

Pada saat memaparkan materi kuliah, terkadang dosen suka melontarkan pertanyaan pemantik atau permintaan tanggapan atas suatu permasalahan materi. Terkadang juga menunjuk salahseorang mahasiswa untuk menjawab atau menanggapi petanyaan tersebut. Bahkan ada pula penugasan untuk memaparkan materi kuliah tertentu dengan cara presentasi di kelas atau dalam rekaman video.

2. Menulis

Contoh kegiatan: Menyusun simpulan atau rangkuman materi kuliah, menulis jawaban, dan sebagainya (seperti halnya lembar jawaban tugas ini).

Simpulan atau rangkuman dituangkan dalam bentuk tulisan, baik tulisan tangan maupun komputer. Simpulan atau rangkuman bisa didapat dari hasil menyimak pemaparan dosen atau membaca modul materi kuliah. Begitupun menulis jawaban dan lain sebagainya, yang berkaiatan dengan tulis menulis.

Dari contoh di atas terlihat jelas adanya hubungan yang saling berkaitan antarketerampilan berbahasa satu dengan yang lainnya.

Saran kami apabila akan digunakan untuk kepentigan karya ilmiah Anda, jadikan artikel ini sebagai referensi saja. Jangan sepenuhnya menyalin tanpa dipelajari terlebih dahulu. Lakukan beberapa perubahan di dalamnya seperti; perbaikan kekeliruan pada huruf, periksa kembali konten dan perbaiki apabila ada yang tidak sesuai dengan kaidahnya, sempurnakan konten pada karya Anda dengan menggabung beberapa sumber lain yang terkait.

Semoga bermanfaat dan menjadi berkah.