Akhlak Tasawuf: Tanya Jawab Seputar Akhlak dan Fitrah Manusia
Beberapa pertanyaan berikut jawabannya mengenai perbuatan akhlaki dan fitrah manusia. Simak dan tetaplah bersama situs web kami!
TANYA JAWAB
Yogi Triswandani
4/3/20244 min baca
Dari beberapa literatur ilmu akhlak, kita mengenal dua jenis perbuatan, yakni perbuatan alami dan perbuatan akhlaki. Jelaskan perbedaan perbuatan alami dan perbuatan akhlaki tersebut dan berikan contohnya?
Perbuatan alami adalah perbuatan alami manusia yang tidak berkaitan dengan penilaian baik atau buruk, seperti perbuatan makan untuk menghilangkan rasa lapar, minum untuk menghilangkan rasa haus, atau tidur untuk menghilangkan rasa kantuk. Namun cara seseorang makan, cara seseorang minum, atau cara seseorang tidur adalah perbuatan akhlaki. Cara seseorang makan, minum, atau tidur adalah tindakan kesadaran seseorang untuk memilih cara yang baik atau buruk. Orang bisa jadi memilih cara makan dengan tangan kanan, didahului bacaan basmalah, dan dengan posisi duduk, dan cara yang dipilihnya ini menunjukkan akhlaknya. Atau memilih cara makan dengan tangan kiri lalu sambil jalan atau lari. Cara ini juga menunjukkan akhlaknya. Demikian juga dengan cara minum seseorang. Orang dapat memilih cara minum dengan tangan kanan, didahului bacaan basmalah, dan dengan posisi duduk, dan cara yang dipilihnya ini menunjukkan akhlaknya.
Referensi:
Materi Ajar Mata Kuliah Akhlak Tasawuf. Dosen Pengampu: Dr. Izzuddin, MA. PJJ-PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). IAIN Syekh Nurjati Cirebon 2024. Pertemuan ke 1 Kegiatan Belajar 1. “Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Akhlak”.
Perbuatan akhlaki adalah perbuatan istimewa dan luar biasa, bukan tindakan wajar dan biasa-biasa saja. Uraikan lebih lanjut maksud dari pernyataan di atas dan berikan tiga contoh perbuatan akhlaki.
Perbuatan istimewa dan luar biasa, ketika seseorang membalas kebaikan orang lain dengan kebaikan, maka tindakan tersebut sesungguhnya adalah tindakan wajar dan belum menunjukkan akhlak mulia. Namun ketika seseorang membalas keburukan orang lain dengan kebaikan, baru ini dinamakan perbuatan akhlaki karena perbuatan ini adalah perbuatan istimewa dan luar biasa. Tidak semua orang dapat melakukannya dan ketika hendak melakukannya tidak mudah. (Murtadha Muthahhari, Filsafat Moral Islam, penerjemah: Muhammad Babul Ulum & Edi Hendri M., cet. 1, Jakarta: Al-Huda, 2004, hlm. 19-29).
ü Sama halnya ketika seseorang mendapati musibah ia hadapi dengan tabah; memaafkan kesalahan orang lain; bersikap dermawan dan rendah hati sekalipun kepada orang yang kikir dan membencinya.
Contoh perbuatan akhlaki:
1. Perbuatan yang sudah mandarah daging dan selalu diulang berkali-kali dari diri manusia. Perbuatan akhlaki sekaligus dapat menjadi ciri, karakter, atau watak manusia. Bila seseorang baru melaksanakan suatu perbuatan (baru) sekali atau dua kali, perbuatan tersebut belum termasuk perbuatan akhlaki. Misalnya, seseorang yang sudah terbiasa meminum minuman keras setiap hari lalu pada satu hari tertentu saja ia tidak meminumnya, perbuatannya yang tidak minum minuman keras pada hari tertentu ini belum bisa disebut perbuatan akhlaki.
ü Contoh lain, seseorang sering menyelipkan kata kotor dan keji (semisal; anjing, monyet, dsb.) dalam setiap perkataan, tanpa disadari bahkan dalam intonasi kalimat yang biasa sekalipun. Ada juga orang yang secara spontan keluar ucapan dzikir (seperti; subhanallah, astagfirullah, dsb.) setiap kali mendapat situasi yang mengagetkannya.
2. Tindakan kesadaran seseorang untuk memilih cara yang baik atau buruk. Orang bisa jadi memilih cara makan dengan tangan kanan, didahului bacaan basmalah, dan dengan posisi duduk, dan cara yang dipilihnya ini menunjukkan akhlaknya. Atau memilih cara makan dengan tangan kiri lalu sambil jalan atau lari. Cara ini juga menunjukkan akhlaknya. Demikian juga dengan cara minum seseorang. Orang dapat memilih cara minum dengan tangan kanan, didahului bacaan basmalah, dan dengan posisi duduk, dan cara yang dipilihnya ini menunjukkan akhlaknya.
ü Contoh lain, ada seorang muslim yang bersikap gesit setiap kali mendengar suara adzan panggilan shalat, dia segera bersiap-siap untuk melaksanakan shalat tepat awal waktu. Ada juga orang yang sebaliknya, malah berleha-leha.
3. Perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran yang lahir dari dalam dirinya. Perbuatan yang lahir dari pertimbangan matang dirinya yang menunjukkan keaslian dirinya. Dengan demikian, perbuatan yang lahir karena paksaan, karena kepura-puraan, karena tekanan, karena pujian dan cacian, atau karena kedustaan, adalah bukan perbuatan akhlaki. Perbuatan baik atau buruk seseorang dalam sebuah film, misalnya, tentu bukan perbuatan akhlaki karena perbuatan tersebut dibuat-buat dan direncanakan untuk keperluan tertentu, bukan perbuatan asli dalam kehidupan nyata. Perbuatan seseorang dalam sebuah film adalah perbuatan palsu karena perbuatan tersebut lahir dari arahan sutradara bukan lahir dari arahan dirinya secara langsung.
ü Contoh lain, ada orang yang ketika menyampah namun jauh dari tong sampah, dia rela memungut atau membawa sampahnya itu hingga dia menemukan tempat penyimpanan sampah yang tepat. Dia tidak mau dan tidak terbiasa buang sampah sembarangan.
Referensi:
Materi Ajar Mata Kuliah Akhlak Tasawuf. Dosen Pengampu: Dr. Izzuddin, MA. PJJ-PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). IAIN Syekh Nurjati Cirebon 2024. Pertemuan ke 1 Kegiatan Belajar 1. “Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Akhlak”.
Menurut anda, manakah yang sesuai fitrah manusia: membalas keburukan seseorang dengan keburukan lagi atau membalas keburukan seseorang dengan kebaikan? Kemudian, apakah akhlak Islami sejalan dengan fitrah manusia? Kemukakan alasan anda!
Membalas keburukan seseorang dengan kebaikan, itu yang menurut saya yang sesuai dengan fitrah manusia. Dan akhlak Islami pasti akan sejalan dengan fitrah manusia.
Alasannya, merujuk kepada kata “fitrah” yang terdapat dalam QS. 30:30 dan HR. Bukhari dan Muslim yang artinya “setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya”.
ü Dalam QS. 30:30 dijelaskan bahwa manusia diciptakan atas dasar fitrah Allah, dimana fitrah dimaksud adalah “din hanif” yaitu Islam. Seorang muslim meyakini bahwa Islam adalah cara dan jalan menuju keselamatan. Hal ini menunjukkan bahwa akhlak Islami pasti selalu sejalan dengan fitrah manusia, karena manusia diciptakan oleh Allah dan fitrah Allah adalah Islam. Dan akhlak Islami tentu akan menuntun manusia kepada kebaikan, karena keselamatan perlu ditempuh dengan kebaikan. Dengan demikian, yang ada pada diri manusia secara fitrahnya adalah kebaikan, sehingga ketika ia mendapatkan perlakuan buruk dari orang lain maka fitrahnya menginginkan membalasnya dengan kebaikan. Pun ketika dirinya sendiri terjerumus pada kesalahan, perbuatan dosa misalnya, maka fitrahnya akan menolak perbuatan tersebut dengan penyesalan dalam dirinya.
ü Adapun fitrah dalam konteks hadis, dimaksud adalah keadaan asal mulanya. Dalam redaksi hadis yang lain dilanjutkan dengan kata “fa abawaahu” maka ada peran orang tua (figuritas) apakah dia kemudian akan menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi. Hal ini menunjukkan bahwa kendatipun kebaikan (akhlak baik) itu sudah menjadi inti dasar pada diri manusia, tidak serta merta akhlak baik itu akan muncul dengan sendirinya tanpa harus diupayakan. “Fa abawaahu” itu adalah proses yang dapat mempengaruhi fitrah manusia. Untuk memunculkan akhlak baik, tetap perlu ada latihan/pembiasaan yang membentuknya. Sama halnya dengan keburukan, akan menjadi akhlak buruk manakala sudah terbiasa dilakukannya. Filosofinya, batu giok atau akik pada dasarnya sudah menyimpan keindahan didalamnya, namun untuk memunculkan keindahan tersebut perlu adanya berbagai proses penempaan.
Wallahu a’lam.
Jawaban di atas bukan hasil kecerdasan buatan, melainkan murni hasil pencarian manual dari berbagai sumber tertera atau di platform digital. Benar atau tidaknya, diluar tanggungjawab penulis. Saran kami, jadikan artikel ini sebagai referensi saja. Jangan sepenuhnya menyalin tanpa dipelajari terlebih dahulu. Lakukan beberapa perubahan di dalamnya seperti; perbaikan kekeliruan pada huruf, periksa kembali konten dan perbaiki apabila ada yang tidak sesuai dengan kaidahnya, sempurnakan konten pada karya Anda dengan menggabung beberapa sumber lain yang terkait.
Semoga bermanfaat dan menjadi berkah.